Kisah inspiratif dan penuh hikmah ulama nusantara


ISTRI DADAKAN
KH. Ali Yahya Lasem terkenal tampan, berbadan tegap dan atletis. Bila sarung, sorban, dan kopiahnya dibuka beliau mirip bule Eropa, Amerika atau Australia. Tak heran kalau banyak wanita terpesona.
Suatu hari beliau ada undangan mengisi pengajian di Jepara, saat di perjalanan mobil yang beliau tumpangi berhenti di sebuah lampu merah. Saat itu beliau duduk di samping sopir dengan melepas sorban dan kopiah yang dipakainya. Tiba-tiba seorang wanita muda, menor, dan seksi menghampirinya.
Wanita penghibur itu mengira bila lelaki gagah dalam mobil adalah turis banyak duit yang sedang mencari kesenangan di Indonesia.
“Malam, Om.”
“Malam.”
“Ikut dong, Om. Boleh, ya?”
“Oh, boleh, boleh. Silakan masuk.”
Wanita muda itu bergegas masuk mobil. Pintu ditutup dan mobil mulai jalan.
“Mau ke mana, Om? Butuh aku, gak? Aku temenin sampai pagi ya, Om?”
Sambil pakai lagi kopiah dan sorban Kiyai Ali santai menjawab, “Oo, ini lho mau ngaji di Jepara. Ndak apa-apa, silakan ikut aja.”
Wanita itu kaget dan salah tingkah, “Oh, jadi Bapak ini Kiyai, ya?”
Tadi panggil om sekarang panggil pak kiyai.
Lucu, ya? Kiyai Ali tersenyum geli.
“Maaf, Kiyai, saya benar-benar tidak tahu. Sekali lagi maaf.”
Wanita itu kian tegang dan raut wajahnya pucat ketakutan.
Tapi Kiyai Ali santai saja berkata, “Oo, ndak apa-apa. Santai saja, Mbak. Sekali-kali ikut pengajian bagus itu.”
“Ndak usah Kiyai, saya turun di sini aja.”
“Enggak bisa, pokoknya harus ikut. Tadi kan sampean bilang mau ikut, ya harus ikut.”
“Tapi saya kang gak pakai jilbab, Kiyai?”
“Gampang, nanti tak pinjem jamaah.”
“Tapi saya malu Kiyai?”
“Lho, sampean jadi pelacur ndak malu, kok pengajian malah malu. Piye to?”
“Bagaimana ini, Kiyai?” Wanita itu makin salah tingkah, “Saya takut, Kiyai?” Tadi bilang malu sekarang katanya takut. Hehe..
Dengan bijak Kiyai Ali menenangkan, “Sudahlah, santai aja.”
Mobil pun terus berjalan hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan. Jepara. Suasana tempat diselenggarakannya acara pengajian sudah ramai. Para jamaah laki-laki dan perempuan memadati area tempat acara. Gegap gempita para panitia menanti kedatangan Kiyai Ali.
Begitu turun dari mobil Kiyai Ali langsung menghampiri jamaah ibu-ibu, “Maaf Bu, bisa pinjam jilbabnya. Ini lho, Bu Nyai lupa bawa jilbab.”
Bu Nyai adalah panggilan kehormatan yang biasanya disematkan pada istri kiyai. Masa iya istri kiyai lupa berjilbab. Hehe.
Dengan sedikit bingung ibu itu menjawab tergesa-gesa, “Oh, bisa Kiyai. Sebentar saya ambilkan.”
Ibu itu bergeas pergi dan tak lama sudah kembali. Jilbab yang dibawanya itu di sodorkan ke dalam mobil dan langsung dipakai oleh sang wanita. Setelah rapi wanita itu turun dari mobil dan masyaallah… Langsung diserbu rombongan ibu-ibu untuk mencium tangannya. “Ngalap berkah,” katanya.
Mendapati sambutan kehormatan seperti itu, wanita yang kini disulap jadi Bu Nyai langsung berwajah pucat. Ia dipersilakan masuk, dijamu, dan dilayani bagaikan seorang ratu. Ada haru campur malu menyelinap di hatinya.
Pengajian pun digelar dengan seksama, Kiyai Ali menjadi pembicara yang luar biasa, penyampaiannya ringan tapi dalam makna kandungannya.
Usai acara Bu Nyai Dadakan dipersilakan menikmati jamuan rupa-rupa makanan. Lalu makan berat.
Tapi sebelum makan rombongan jamaah ibu-ibu mohon didoakan keberkahan dari Bu Nyai Dadakan, sontak saja ia kaget setengah mati. Sudah lama tak berdoa, sudah lupa doa yang dulu dihafal waktu kecil ngaji di kampung. Untungnya masih ingat Rabbana Atina Fi Dunya Hasanah, Wa Fil Akhirati Hasanah..
Pun demikian sebelum pulang, jamaah ibu-ibu bergantian cium tangan dan diantar dengan hormat sampai masuk mobil.
Selama perjalanan di mobil wanita penghibur itu menangis sedu sedan, sesenggukan dengan air mata bercucuran. Kiyai Ali dan sopir membiarkannya hingga reda..
Setelah suasana agak tenang, Kiyai Ali menasihati, “Apakah sampean tidak melihat dan berpikir tentang bagaimana orang-orang tadi memperlakukanmu, menghormatimu, mengerumunimu, mengantarkanmu, dan rela juga mereka antri hanya untuk dapat mencium tanganmu satu demi satu, bahkan minta berkah doa darimu, padahal tahu sendiri kamu siapa?”
Kembali sang wanita menangis, merasa hina, miris, dan sedih mengingat perbuatan dosa yang selama ini dilakukannya. Tapi Allah menutup aibnya, Allah sangat menyayanginya.
“Hari ini,” lanjut Kiyai Ali, “Sampean dapat nasihat yang mungkin nasihat berharga selama hidupmu, maka segeralah taubat dan mohon ampun sama Allah. Jangan sampai nyawa merenggut sebelum taubat.”
Tangisnya kian deras. Kiyai Ali membiarkannya.
Sambil terisak wanita itu berkata, “Terimakasih Kiyai atas nasihatnya, dan berkah dari kejadian ini. Mulai hari ini saya bertaubat dan berhenti dari pekerjaan bejat ini. Sekali lagi terimakasih Kiyai.”
Menyeksamai kisah ini berarti kita belajar bijaksana. Para ulama, pendahulu, dan guru kita para mubaligh berdakwah dengan baik dan bijak, mengajak tanpa menginjak, menasihati tanpa menyakiti, dan menunjukkan kebenaran tanpa merendahkan derajat kemanusiaan.
Inilah salah satu telaga yang indah dan menyejukkan, yang menjadikan banyak orang tertarik dengan Islam. Semoga jadi pelajaran bagi kita untuk menyampaikan kebenaran dengan baik, Bil Hikmah Wal Mau Idatil Hasanah.
Subhanalloh!!!
Seandainya banyak kiyai2, ulama, ustad yang seperti ini cara dakwahnya, tentu judul ISLAM ITU INDAH benar2 indah...

Dakwah Itu Lembut


Entah kenapa diri ini rindu dengan Habib Munzir al Musawa. Seorang Habib yang sangat lembut dalam berdakwah. Tatkala mengisi pengajian, tak ada satupun kata caci maki yang keluar dari mulutnya. Habib Munzir sendiri pernah menyampaikan, bahwa beliau pernah berdakwah dengan keras. Sehabis itu, beliau bermimpi didatangi oleh Nabi Muhammad dan melarang dakwah dengan keras, karena mereka semua adalah umatnya yang harus diperlakukan dengan lemah lembut.

Habib Munzir tak pernah mengajarkan kepada jamaahnya untuk melawan pemerintah apalagi sampai mencacimaki. Tatkala SBY dihina, Habib Munzir merangkulnya dan mengundangnya hadir di acara Maulid Nabi. Habib juga mendoakan agar bangsa aman dan damai.

Habib juga pernah menceritakan, tatkala di Jakarta, ada jamaah yang ingin mengadakan majelis tapi dilarang oleh preman setempat. Maka jamaah tersebut mengadukan kepada Habib bahwa majelisnya dilarang. Habib segera pergi kerumah preman tersebut. Sesampainya di sana, Habib mengucapkan salam dan mencium tangan preman tersebut yang beraromakan alkhohol. Sang preman menangis, pasalnya tak ada Ulama yang mencium tangannya, bahkan anaknya sendiri pun enggan mencium tangannya. Atas kelemah lembutan itu, sang preman taubat dan membolehhkan mengadakan pengajian.

Habib juga pernah bercerita, tatkala beliau dakwah di Papua, tepatnya di Manokwari dan Kokoda, tatkala pulang naik mobil bak, di tengah jalan hujan dan tiba tiba ada seorang wanita pendeta yang sedang berjalan dengan basah kuyup. Habib langsung berhenti dan memberikan tumpangan di mobilnya. Sang supir agak keberatan, karena Habib Munzir harus duduk di bak belakang terkena hujan, sang supir pun juga mengkhawatirkan kesehatan Habib, dikarenakan Habib punya penyakit asma dan jantung. Tetapi Habib meyakinkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat. Pendeta tadi diberi tumpangan dan Habib hujan hujanan di bak mobil. Dengan senyum yang indah, Habib berdoa agar Papua yang muslim mampu menerima ajaran Islam. Habib menceritakan, bahwa umat Islam Papua jarang sekali ada guru agama, mereka hanya bisa melihat ceramah dari TV, itupun juga harus ramai-ramai. Sehingga Habib membawa anak Papua yang ingin bersamanya pergi ke Jakarta untuk di didik. Bahkan ada anak dari non Muslim yang ikut untuk belajar Islam. Orang tua anak tersebut mengizinkan dan anaknya pergi ke Jakarta. Suatu saat anaknya mengirim surat ke orang tua, bahwa dirinya baik baik saja dan sehat. Habib ingin nantinya anak anak yang sudah dididik, kembali ke kampung halamannya dan menjadi muballigh disana.

Habib juga bagaikan air di tengah api. Tatkala ada Lady Gaga, berapa banyak yang ikut demo. Tetapi Habib atas intruksi gurunya Habib Umar bin Hafidz melarang demo. Karena fokus dakwah Majelis Rasulullah dengan kedamaian dan kelembutan.

Sekarang sang Habib sudah 3 tahun meninggalkan kita semua. Dakwahnya yang lembut membuat semua kalangan menerima dakwahnya. Majelisnya penuh dengan air mata memohon ampunan dosa, penuh dengan zikir, sehingga orang yang hatinya keras mampu menjadi lunak.

12 TEMPAT WISATA PALING MENARIK DI DATARAN TINGGI DIENG

Oke langsung saja dalam artikel ini kami akan membahas tentang 12 obyek wisata yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Wisata Dieng yang akan kami bahas disini merupakan campuran dari wisata yang masuk dalam wilayah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Memang wisata di Kawasan Dieng ini ada yang dikelola oleh Pemkab Wonosobo dan Banjarnegara, namun pada dasarnya secara umum wisata di Dieng ini tidak dapat dipisahkan, karena menjadi satu kesatuan yaitu Kawasan Wiata Dieng plateau. Berikut adalah 12 Tempat Wisata di Dieng yang Paling Menarik untuk dikunjungi.

1. Bukit Sikunir Dieng

Wisata Dieng Bukit Sikunir Dieng
Tempat Wisata di Dieng Bukit Sikunir ini terletak di Desa Sembungan, yang merupakan sebuah bukit yang memiliki panorama berupa sunrise yang indah. Sunrise di Dieng ini menjadi salah satu wisata andalan di Dieng plateau. Untuk waktu terbaik menikmati sunrise adalah sekitar pada Bulan Juli-agustus dimana pada bulan itu merupakan musim kemarau sehingga langit akan tampak bersih dan tidak ada hujan. Namun karena pemandangan yang dinikmati adalah matahari terbit atau sunrise, anda harus datang ke spot pengamatan Bukit Sikunir Dieng ini pada waktu fajar atau pagi buta. Biasanya para wisatawan akan menginap di penginapan, homestay atau hotel yang banyak terdapat di seputaran Kawasan Dieng plateau.

2. Telaga Warna Dieng

wisata dieng Telaga Warna Dieng
Tujuan wisata di Dieng lain yang tak kalah indah di Kawasan Dieng adalah Telaga warna. Telaga Warna di Dieng plateau ini terletak pada ketinggian 2000 mdpl, dimana pemandangan di tempat ini sangat indah. Telaga Warna Dieng memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan telaga atau waduk lainnya di Indonesia. Keunikan telaga Warna Dieng ini adalah terletak pada warna air yang sering berubah ubah, kadang berwarna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung. Fenomena alam yang unik di Telaga Warna Dieng ini kaena di telaga ini mengandung sulfur yang cukup tinggi. Sulfur ini apabila terkena cahaya matahari maka akan menimbulkan warna yang lain.

3. Telaga Pengilon

wisata dieng telaga Pengilon
Tak lengkap rasanya apabila mengunjungi Obyek wisata di Dieng Telaga warna tetapi tidak berkunjung ke Telaga Pengilon. telaga Pengilon merupakan telaga yang terletak bersebelahan dengan Telaga warna di Dieng plateau. Uniknya meskipun terletak berdekatan, wisata Dieng Telaga Pangilon ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan Telaga Warna. Telaga Pengilon memiliki warna air yang jernih dan tidak memiliki warna seperti pada Telaga Warna. Bagi penggemar fotografi pasti akan senang dengan pemandangan di sekitar Telaga Warna dan Telaga Pengilon ini, dimana terdapat telaga yang dikelilingi perbukitan yang asri dan hijau.

4. Telaga Merdada

wisata dieng
Keindahan Kawasan Dieng Jawa Tengah memang tak tertandingi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya tempat wisata alam di Dieng yang siap dinikmati oleh pengunjung dari berbagai daerah. Wisata alam yang terdapat di Dieng salah satunya adalah berupa telaga. Ada satu telaga merupakan telaga terluas di Kawasan Dieng, yaitu Telaga Merdada. Telaga Merdada terdapat di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Destinasi wisata di Dieng berupa Telaga ini jika dilihat dari bentuknya menyerupai kaldera bekas letusan Gunung Berapi, yang kemudian tergenang dengan air. Kontur ini akan terlihat jelas apabila dilihat dari ketinggian.

5. Kawah Sikidang

wisata dieng Kawah Sikidang
Seperti telah dijelasakan di awal artikel bahwa Kawasan Wisata Dieng ini sebenarnya adalah gunung api raksasa yang masih terdapat aktivitas vulkanik didalamnya. Salah satu tanda dari aktivitas vulkanik ini adalah terdapatnya beberapa kawah yang terdapat di kawasan Dieng. Salah satu kawah di dieng adalah Kawah Sikidang. Kawah ini memiliki luas sekitar 200 m2 serta terdapat pada tanah yang datar sehingga pengunjung dapat dengan jelas melihat gumpalan-gumpalan asap yang keluar dari kawah ini. Namun hati-hati ya, karena sama seperti kawah pada umumnya, di Kawah Sikidang ini juga mengandung kadar belerang yang tinggi, sehingga untuk menjaga keamanan pengunjung pengelola sudah membangun pagar pembatas di sekitar lokasi kawah, meskipun hanya menggunakan kayu.

6. Pendakian Gunung Prau

wisata dieng Pendakian Gunung Prau
Nah kalau Wisata Dieng Pendakian Gunung Prau ini merupakan sebuah wisata yang dikhususkan bagi anda yang hobi mendaki gunung atau pecinta alam. Sama seperti pendakian lainnya untuk mendaki Gunung prau diperlukan persiapan yang lebih matang terutama kesiapan fisik dari pendaki itu sendiri. Pendakian Gunung Prau memang tidak sepopuler pendakian gunung di sekitarnya seperti Sindoro, Sumbing, Merapi dll, namun Gunung Prau ini memiliki keistimewaan tersendiri dan memiliki pemandangan yang tak kalah indah. Jalaur pendakian dapat ditempuh dari Kendal ataupun dari Kawasan Dieng. Ketinggian puncak Gunung Prau adalah 2.565 mdpl, lumayan pendek dibanding dengan gunung lainnya. Salah satu spot di jalur pendakian Gunung Prau yang terkenal adalah bukit teletubbies, dimana di bukit ini terdapat hamparan padang rumput yang hijau menyerupai setting serial anak anak teletubbies di televisi.

7. Candi Arjuna

wisata dieng Candi Arjuna
Selain dikenal dengan wisata alamnya yang indah, Kawasan dieng plateau juga terdapat wisata budaya berupa candi. Candi yang terdapat di Dieng adalah Candi Arjuna. Sebenarnya di lokasi ini tidak hanya Candi arjuna saja, namun juga terdapat candi lainnya seperti Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra, sehingga kompleks ini dikenal dengan kompleks percandian Arjuna. Berdasarkan prasasti yang dulu pernah ditemukan di kompleks Candi arjuna ini, Kemungkinan Candi arjuna dibangun pada awal abad IX M. Tempat wisata Dieng Candi Arjuna ini selain menawarkan pemandangan berupa candi yang eksotis juga pemandangan alam yang sangat bagus apalagi bagi penikmat fotografi.

8. Dieng Plateau Theater

wisata dieng Dieng Plateau Theater
Obyek Wisata Dieng Plateau Theater merupakan salah satu wujud seriusnya pengelola Kawasan Dieng mengembangkannya menjadi tujuan wisata favorite di jawa Tengah. Dieng Plateau Theater merupakan sebuah bangunan yang cukup megah di Kawasan Dieng dimana di tempat ini dijadikan sebagai tempat penayangan film dokumenter tentang Dieng Plateau. Dieng Plateau Theater memiliki kapasitas 60 tempat duduk. Film dokumenter yang ditayangkan adalah berjudul Bumi Kahyangan dieng Plateau dengan durasi 20 menit. Bagaimana, tertarik. Memang tak lengkap rasanya apabila berkunjung ke Wisata Dieng namun tidak mengunjungi Dieng Plateau Theater.

9. Gardu pandang Tieng

wisata dieng Gardu pandang Tieng
Tempat Wisata Gardu pandang Tieng merupakan sebuah bangunan yang terletak di tepi jalan raya di Kawasan Dieng. Bangunan ini dijadikan sebagai tempat untuk menikmati pemandangan di Kawasan Dieng yang sangat indah. Pemandangan dari spot ini sangat menarik terutama pada saat pagi hari yaitu pada waktu matahari terbit/sunrise. Gardu Pandang di Dieng ini memiliki ketinggian sekitar 1700 dpl. Dari tempat ini anda dapat melihat pemandangan Gunung Sindoro dan Gunung Kembang, serta hamparan lahan pertanian milik masyarakat yang terlihat subur.

10. Batu Ratapan Angin

wisata dieng Batu Ratapan Angin
Tempat Wisata Batu Ratapan Angin Dieng merupakan sebuah tebing di ketinggian yang terletak berdekatan dengan Telaga Warna kawasan Dieng Plateau. Tempat ini menjadi salah satu favorite pengunjung wisata Dieng karena dari tempat ini anda dapat melihat Telaga warna dan Telaga Pengilon dari ketinggian. Bisa terbayang kan melihat dua buah telaga dari ketinggian, pasti bagus sekali keindahan alam disini. Namun karena letaknya agak tinggi, butuh tenaga ekstra untuk mencapai tempat ini. Namun setelah sampai di atas, akan terbayar dengan keindahan yang tersaji di Batu Ratapan angin ini. Batu Ratapan angin ini juga sering disebut dengan Batu Pandang Dieng.

11. Telaga Cebong Dieng

wisata dieng Telaga Cebong Dieng
Selain Telaga Warna, destinasi wisata di kawasan dieng yang lain adalah Telaga Cebong. Telaga ini terletak di Desa Sembungan, yang merupakan desa tertinggi di jawa Tengah. Jadi biasanya para wisatawan setelah menikmati sunrise di puncak Sikunir, pulangnya mampir ke Telaga Cebong ini, karena letaknya tidak jauh dari Sikunir. Disini anda dapat menikmati keindahan alam berupa telaga alam yang disekitarnya terdapat lahan-lahan pertanian miliki penduduk sehingga menambah keindahan Telaga Cebong ini. Dengan letaknya yang diatas 2300 m dpl, maka banyak yang mengatakan bahwa Telaga Cebong ini merupakan telaga diatas awan.

12. Sumur Jalatunda

wisata dieng Sumur Jalatunda
Sumur Jalatunda di Dieng merupakan salah satu fenomena alam yang sangat menarik untuk dipelajari. Sumur Jalatunda di Dieng ini memiliki diameter 90 meter dimana menurut para ahli sumur ini terbentuk dari letusan gunung berapi jutaan tahun yang lalu. Bekas letusan ini kemudian membentuk lubang kawah seperti sumur. Lambat laun lubang ini terisi dengan air sampai saat ini dan merupakan salah satu wisata Dieng yang sangat potensial. Sumur ini memang masih jarang dikunjungi oleh para wisatawan karena lokasi dari Sumur Jalatunda sendiri aagak tersembunyi. Untuk mendatangi Sumur Jalatunda pengunjung harus mendaki anak tangga sejumlah 257 buah terlebih dahulu.

Demikian tadi seikit informasi tentang 12 Tempat Wisata di Dieng yang Paling Menarik. Selain wisata alamnya yang terkenal, jika anda berkunjung ke Dieng jangan lupa menikmati kuliner khas Kabupaten Wonosobo. Ada banyak kuliner Wonosobo yang nikmat, salah satunya adalah Mi Ongklok dan Sate Sapi. Makanan khas Wonosobo ini banyak dijual di warung-warung makan di sudut Kota Wonosobo Jawa Tengah

DUA ULAMA BERPENGARUH DI DUNIA INTERNASIONAL SEKALIGUS MENJADI IMAM DAN MUFTI DI MAKKAH AL-MUKARRAMAH

Assalamualaikum Wr. Wb.
Kali ini admin akan mengeposkan tulisan mengenai dua ulama Nusantara berpengaruh di dunia internasional yang menjadi imam di masjidil haram Makkah al-mukarramah. Tentu tidak sembarang orang bisa menjadi imam besar sekaligus mufti di tanah haram ini. Mereka pasti memiliki keistimewaan dan kelebihan khusus dalam bidang spiritual, keilmuan dan segala bidang keagamaan. Siapakah mereka berdua?,  sebenarnya tidak hanya dua ulama ini, tetapi karena kedua ulama tersebutlah yang menonjol. Simak rincian dibawah ini,
1. Orang istimewa itu adalah Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi. ⠀ Syekh Khatib merupakan orang pertama dari Indonesia yang menjadi imam Masjidilharam, setelah itu orang kedua yang menjadi imam Masjidilharam adalah Syekh Nawawi (Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi). ⠀ Bukan hanya imam, Syekh Khatib juga pernah menjadi khatib dan guru besar di Masjidilharam, sekaligus Mufti (ulama Makkah yang memiliki wewenang untuk menginterpretasikan teks dan memberikan fatwa kepada umat) Mazhab Syafi'i pada akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20. ⠀ Dia memiliki peranan penting di Makkah Al-Mukarramah dan di sana menjadi guru para ulama Indonesia. Terkait kisah pengangkatan Syekh Khatib menjadi imam Masjidilharam, ada dua riwayat (pendapat) yang berbeda. ⠀ Riwayat pertama disampaikan oleh Umar Abdul Jabbar dalam kamus tarajim-nya, Siyar wa Tarajim (Hal. 39). Umar Abdul Jabbar mencatat, bahwa jabatan imam dan khatib itu diperoleh berkat permintaan Syekh Shalih Al-Kurdi (mertua Syekh Khatib) kepada Syarif ‘Aunur Rafiq, agar berkenan mengangkat Syekh Khatib menjadi imam & khatib. ⠀ Sedangkan riwayat kedua disampaikan oleh Prof Dr Buya Hamka dalam buku karangannya, Ayahku, Riwayat Hidup Dr. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera, yang kemudian dinukil oleh Dr Akhria Nazwar dan Dadang A Dahlan. ⠀ Syekh Khatib memiliki nama lengkap Al-Allamah Asy-Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah bin Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Aziz Al-Khathib Al-Minangkabawi Al-Jawi Al-Makki Asy- Syafi’i Al-Atsari Rahimahullah. ⠀ Syekh Khatib lahir di Koto Tuo, Kenagarian Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya hari Senin, 6 Dzulhijjah 1276 H (26 Mei 1860 M) dan wafat di Makkah hari Senin, 8 Jumadil Awal 1334 H (1916 M) dalam usia 56 tahun.
2. Selain Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, ada nama ulama besar dari Indonesia yang juga pernah menjadi imam Masjidilharam. Dia adalah Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi. ⠀ Cerita malam bagian kedua ini akan menceritakan “orang istimewa” tersebut. Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi (Syekh Nawawi) lahir di Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, pada 1230 H (1815 M) dan wafat di Makkah pada 25 Syawal 1314 H (1897 M). ⠀ Tapi ada pula yang mencatat tahun wafatnya pada 1316 H (1899 M). Makamnya terletak di pekuburan Ma'la di Makkah. Makam Syekh Nawawi bersebelahan dengan makam anak perempuan Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq, Asma binti Abu Bakar As-Shiddiq. ⠀ Dia bergelar Al-Bantani karena berasal dari #Banten, seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, meliputi bidang-bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadist. Jumlah karyanya mencapai tidak kurang dari 115 kitab. Dan juga dikenal dengan Bapak Kitab Kuning Indonesia. ⠀ Syekh Nawawi lahir dengan nama Abu Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi. Ulama besar ini hidup dalam tradisi keagamaan yang sangat kuat. Syekh Nawawi merupakan keturunan dari Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Keturunan ke-12 dari Sultan Banten. ⠀ Di usia yang belum mencapai 15 tahun, Syekh Nawawi telah mengajar banyak orang. Sampai kemudian karena karomah (kejadian yang luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba yang shaleh dan taat kepada-Nya) yang telah bersinar sebelia itu, Syekh Nawawi mencari tempat di pinggir pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang kian hari bertambah banyak. ⠀ Pada usia 15 tahun, Syekh Nawawi menunaikan ibadah haji dan berguru kepada sejumlah ulama terkenal di Makkah, seperti Syekh Khatib Al-Sambasi, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni, Abdul Hamid Daghestani, Syekh Sayyid Ahmad Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati, Syekh Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Muhammad Khatib Hambali, dan Syekh Junaid Al-Betawi.

LIRIK DAN TERJEMAHAN ZAALIMA


ZAALIMA_RAEES


Song: Zaalima
From movie: Raees
Language:  indonesia
Year: 2017
Music: JAM8
Lyrics: Amitabh Bhattacharya
Label: Zee Music Company
Singer: Arijit Singh and Harshdeep Kaur





Jo Teri Khaatir Tadpe Pehle Se Hi Kya Usse Tadpana
Untuk apa menyiksa seseorang yang
sudah merindukanmu?


O Zaalima, O Zaalima
Wahai seorang yang kejam


Jo Tere Ishq Mein Behka Pehle Se Hi Kya Usse Behkana
Untuk apa memabukkan seseorang yang
sudah terlena dalam cintamu?


O Zaalima, O Zaalima
Wahai seorang yang kejam


Jo Teri Khaatir Tadpe Pehle Se Hi Kya Usse Tadpana
Untuk apa menyiksa seseorang yang
sudah merindukanmu?


O Zaalima, O Zaalima
Wahai seorang yang kejam


Jo Tere Ishq Mein Behka Pehle Se Hi Kya Usse Behkana
Untuk apa memabukkan seseorang yang
sudah terlena dalam cintamu?


O Zaalima, O Zaalima
Wahai seorang yang kejam


Aankhein Marhaba, Baatein Marhaba
Matamu itu sesuatu yang indah, bicaramu itu luar biasa


Main Sau Martaba Deewana Hua
Aku menjadi gila seratus kali lebih 


Mera Na Raha, Jab Se Dil Mera
Hatiku tidak lagi kumiliki sejak


Tere Husn Ka, Nishaana Hua
menjadi sasaran keindahanmu


Jiski Har Dhadkan Tu Ho Aise Dil Ko Kya Dhadkaana
Buat apa mengatur detak jantung seseorang yang setiap detak jantungnya milikmu


O Zaalima, O Zaalima
Wahai seorang yang kejam!


Jo Teri Khaatir Tadpe Pehle Se Hi Kya Usse Tadpana
Untuk apa menyiksa seseorang yang
sudah merindukanmu?


O Zaalima, O Zaalima
Wahai seorang yang kejam! 


Saanson Mein Teri Nazdeeqiyon Ka Itrr Tu Ghol De… Ghol De…
Suntikkan aroma kedekatanmu dalam
nafasku


Main Hi Kyun Ishq Zaahir Karun Tu Bhi Kabhi Bol De… Bol De…
Mengapa hanya aku yang menunjukkan cintaku, Kau juga sesekali tunjukkanlah cintamu


Saanson Mein Teri Nazdeeqiyon Ka Itrr Tu Ghol De… Ghol De…
Suntikkan aroma kedekatanmu dalam
nafasku


Main Hi Kyun Ishq Zaahir Karun Tu Bhi Kabhi Bol De… Bol De…
Mengapa hanya aku yang menunjukkan cintaku, Kau juga sesekali tunjukkanlah cintamu


Leke Jaan Hi Jaayega Meri
Mereka sudah pasti mencabut nyawaku


Qaatil Har Tera Bahaana Hua
Setiap alasanmu bagaikan seorang pembunuh


Tujhse Hi Shuru, Tujhpe Hi Khatam
Bermula darimu, berakhir padamu


Mere Pyaar Ka Fasaana Hua
Cerita cintaku


Tu Shamma Hai Toh Yaad Rakhna Main Bhi Hoon Parwana
Jika kau sebuah kobaran api ingatlah ini, aku juga seekor ngengat


O Zaalima, O Zaalima
Wahai seorang yang kejam!


Jo Teri Khaatir Tadpe Pehle Se Hi Kya Usse Tadpana
Untuk apa menyiksa seseorang yang
sudah merindukanmu?


O Zaalima, O Zaalima
Wahai seorang yang kejam! 


Deedaar Tera Milne Ke Baad Hi Chhoote Meri Angdaayi
Aku menghembuskan nafas lega hanya setelah melihatmu


Tu Hi Bata De Kyun Zaalima Main Kehlaayi
Sekarang cukup kau katakan padaku,mengapa aku di kenal sebagai orang yang kejam


Kyun Iss Tarah Se Duniya Jahaan Mein Karta Hai Meri Ruswaayi
Mengapa kau mempermalukanku di seluruh dunia


Tera Kasoor Aur Zaalima Main Kehlaayi
Ini salahmu dan aku
dikenal sebagai orang yang kejam


Deedaar Tera Milne Ke Baad Hi Chhoote Meri Angdaayi
Aku menghembuskan nafas lega hanya setelah melihatmu


Tu Hi Bata De Kyun Zaalima Main Kehlaayi 2x
Sekarang cukup kau katakan padaku,mengapa aku di kenal sebagai orang yang kejam

BIOGRAFI SAYYIDI ASY-SYAIKH AL-FAQIH MUHAMMAD NAWAWI BIN UMAR AL-BANTANI AL-JAWI

Biografi Sayyidi Asy-Syaikh Al-Faqih Nawawi Al-Bantani Al-Jawi

Syaikh Nawawi Banten - Biografi Lengkap Syaikh Nawawi Al-Bantani ( الشيخ النووي الجاوي ) - Apabila kita mengulas para ulama nusantara yang keulamaannya dikenal dan diakui oleh dunia, maka kita akan menemukan banyak sekali ulama yang mencapai posisi tersebut. Dan dari sekian banyak para ulama bertaraf dunia, maka kita tidak boleh melupakan satu sosok yang sangat fenomenal di dunia islam, yang telah mewarnai islam dengan ajarannya yang sangat berbobot, karyanya yang sangat indah dan bermutu, dan yang mampu melahirkan generasi ulama baru yang mumpuni dan juga bertaraf dunia. Siapa lagi kalau bukan Syaikh Nawawi Al-Bantani, seorang ulama besar dunia yang ternyata merupakan putra kelahiran Banten. 
Syaikh Nawawi al-Bantani, begitu beliau banyak dikenal, merupakan seorang ulama kelas dunia yang lahir di Tanara, Serang, pada tahun 1230 hijriyah atau sekitar tahun 1813 masehi. Nama lengkap beliau adalah Abu Abdul Mu'thi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi. Namun demikian beliau dikenal dengan nama Nawawi al-Bantani, yang berarti beliau berasal dari Banten. 
Sayyidi Asy-Syaikh Nawawi Al-Jawi Al-Bantani

Tanara senidir merupakan sebuah desa kecil di masanya dan berada dalam bagian kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Di masa sekarang, tempat kelahiran beliau berada di alamat kampung pesisir, desa pedaleman, kecamatan tanara, dan berada di depan masjid Jami' Syaikh Nawawi Al-Bantani. 
Apabila dirunut nasabnya, Sayyidi Asy-Syaikh Nawawi al-Bantani ini maih keturunan dari Maulana Hasanuddin, putra dari kanjeng Sunan Gunung Jati, Cirebon. Dari jalur Maulana Hasanuddin ini nasab Syaikh Nawawi sampai kepada kanjeng nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, tepatnya dari putra Maulana Hasanuddin yang bernama Pangeran Suniararas. Adapun ayah Syaikh Nawawi bernama Sayyidi Syaikh Umar bin Arabi, seorang ulama besar banten, dan ibunda beliau bernama Sayyidah Zubaedah. 
Dilihat dari spesialisasinya, maka beliau merupakan ulama besar yang serba bisa dan menguasai berbagai macam disiplin ilmu keislaman. Diantaranya, beliau sangat mumpuni dalam bidang tafsir al-Quran, hadits nabawi, akidah, fiqh, hingga pada ilmu tasawuf juga menjadi bagian dari keahlian beliau.  

Perjalanan Thalabul Ilmi Syaikh Nawawi

Syaikh Nawawi sedari kecil telah terbiasa hidup di tengah-tengah keluarga yang sangat agamis. Sebagai putra dari ulama besar di masanya, kehidupan Syaikh Nawawi tidak pernah lepas dari mengaji dan menuntut ilmu agama. Selain itu, sejak kecil, sosok Nawawi kecil benar-benar telah menyita perhatian keluarga dan masyarakat sekitar dikarenakan keunggulannya dalam kecerdasan dan menerima pelajaran. Selain itu beliau dikenal sebagai anak yang sangat kritis, sehingga tidak jarang sang ayah kesulitan memberikan penjelasan dan jawaban terhadap pertanyaan yang disampaikan oleh Syaikh Nawawi. 
Adanya potensi besar yang dimiliki Nawawi kecil inilah yang kemudian mendorong sang ayah untuk mengirim beliau ke berbagai pesantren di pulau Jawa. Disinilah perjalanan panjang nawawi kecil dalam menuntut ilmu dimulai. Mula-mula ia belajar kepada kyai Sahal, banten. Setelah itu kepada Kyai Yusuf di Purwakarta. Dalam perjalanan menuntut ilmu itulah, pengetahuan dan pemahaman nawawi kecil tentang keislaman bertambah dalam. Bahkan saking hebatnya beliau dalam menyerap ilmu yang diajarkan, sejak usia yang masih sangat muda, belum mencapai 15 tahun, beliau telah mulai mengajar banyak orang. Kemdian pada usia 15 tahun, beliau memutuskan untuk berziarah ke Makkah dan Madinah guna melaksanakan ibadah haji sekaligus berguru kepada para ulama besar di sana. 
Diantara sekian banyak guru beliau yang dapat dicatat dan memberikan pengaruh besar terhadap pribadi beliau yaitu antara lain:
  1. Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Zaini Dahlan
  2. Sayyidi Asy-Syaikh Khatib Sambas
  3. Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Dimyati
  4. Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Khatib Duma al-Hambali
  5. Sayyidi Asy-Syaikh Junaid al-Batawi
  6. Sayyidi Asy-Syaikh Sayyid Ahmad Nahrawi
  7. Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Ghani Bima
  8. Sayyidi Asy-Syaikh Yusuf Sumbulaweni
  9. Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Hamid Daghestani
  10. Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Maliki
  11. Sayyidi Asy-Syaikh Zainuddin Aceh
  12. Sayyidi Asy-Syaikh Syihabuddin
  13. Sayyidah Fatimah binti Sayyidi Asy-Syaikh Abdush Shamad al-Falimbani
  14. Sayyidi Asy-Syaikh Yusuf bin Arsyad Al-Banjari
  15. Sayyidi Asy-Syaikh Abdush Shamad bin Abdurahman Al-Falimbani
  16. Sayyidi Asy-Syaikh Mahmud Kinan Al-Falimbani
  17. Sayyidi Asy-Syaikh Aqib bin Hasanuddin Al-Falimbani
  18. dan lain sebagainya. 
Selama kurang lebih tiga tahun Nawawi muda menimba ilmu di Haramain. Setelah itu beliau pulang kembali di Banten. Sesampainya di banten, beliau melihat keadaan masyarakat yang sangat memprihatinkan akibat dari kesewenang-wenangan penjajah Belanda. Beliau banyak menemukan praktik ketidakadilan yang membuat hati  tersayat terasa sakit sekali. Tidak tahan terhadap segala bentuk kedzaliman inilah kemudian Nawawi muda berusaha mengobarkan jihad untuk melawan penjajah Belanda. Beliau keliling Banten guna mengobarkan perlawanan hingga penjajah Belanda merasa perlu untuk memberikan tekanan dan perlawanan khusus terhadap beliau. Penjajah pun berusaha untuk membatasi gerak-gerik beliau dan melarang beliau memberikan khutbah dan ceramah di tengah-tengah masyarakat. Bahkan beliau dituduh sebagai pengikut pangeran Diponegoro yang saat itu memang tengah mengobarkan perlawanan sengit kepada penjajah belanda. 
Setelah mempertimbangkan banyak, akhirnya Syaikh Nawawi muda hijrah ke makkah, tepat pada saat perang Diponegoro padam pada tahun 1830 masehi. Beliau kembali lagi ke makkah, selain untuk menuntut ilmu kepada para ulama juga untuk mengobarkan semangat patriotisme dan nasionalisme di kalangan para santri asal Indonesia yang saat itu banyak sekali yang juga belajar di Makkah. Terhitung selama kurang lebih 30 tahun (sejak tahun 1830 masehi s.d. 1860 masehi) beliau berjuang untuk menuntut ilmu kepada para ulama besar di sana, hingga pada akhirnya beliau menjadi sosok ulama besar yang amat sangat disegani oleh umat muslim di masanya atau di masa sesudahnya. 

Menjadi Ulama Besar Panutan Umat

Nama besar Syaikh Nawawi al-Bantani mulai dikenal luas masyarakat Makkah dan masyarakat dunia semenjak beliau mulai membuka pengajian di halaman rumahnya yang berada di Syi'ib ali, Mekkah. Awalnya, murid beliau tidak sampai 100 santri, namun karena kealiman dan kebesaran nama beliau, sedikit demi sedikit namun pasti, murid beliau bertambah banyak dan bahkan hingga tidak mampu lagi dihitung secara pasti karena memang saking banyaknya. Tidak santri asal Indonesia saja yang datang dan mengaji kepada beliau, namun banyak pula para santri dari negara lain yang menjadi murid beliau. Ketenaran Syaikh Nawawi al-Bantani semakin luas ketika beliau diangkat sebagai imam masjidil Haram menggantikan Sayyidi Asy-Syaikh Khatib al-Minangkabauwi.
Diantara sekian banyak murid Syaikh Nawawi al-bantani yang dikemudian hari menjadi ulama besar diantaranya yaitu:
  1. Sayyidi Asy-Syaikh Mahfudz at-Turmusi, ulama tanah Haram yang berasal dari Nusantara, tepatnya Termas, Pacitan
  2. Hadlratusy Syaikh Mbah Hasyim Asy'ari, pendiri jam'iyah Nahdlatul Ulama, ormas Islam terbesar di dunia. Mbah merupakan salah satu murid kesayangan Syaikh Nawawi dan seringkali apabila Mbah Hasyim mengkaji kitab beliau atau ingat beliau di sela-sela pengajiannya, Mbah Hasyim menitikkan air mata, menangis terharu karena sangat cinta dan rindu dengan gurunya tersebut.
  3. Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Dahlan, pendiri Jam'iyah Muhammadiyah, salah satu ormas besar di dunia
  4. Sayyidi Asy-Syaikh Khalil Bangkalan, Madura, Gurunya para ulama besar tanah jawa, termasuk guru dari Hadlratusy Syaikh Hasyim Asy-ari
  5. Sayyidi Asy-Syaikh Asnawi Kudus, ulama besar ahli quran
  6. Sayyidi Asy-Syaikh Asy'ari, Bawean, yang kemudian diambil mantu oleh Syaikh Nawawi dan dinikahkan dengan putrinya yang bernama Nyi Maryam
  7. Sayyidi Asy-Syaikh Nahjun, Kampung Gunung, Mauk, Tangerang, yang dijadikan mantunya (cucu)
  8. Sayyidi Asy-Syaikh Tubagus Muhammad Asnawi, Carigin, Banten
  9. Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Zainuddin bin Badawi as-Sumbawi, Sumba, Nusa tenggara
  10. Sayyidi Asy-Syaikh Abdus Satar bin Abdul Wahab as-Shidqi al-Makki
  11. Sayyidi Asy-Syaikh Al-Habib Ali bin Ali Al-Habsyi al-Madani
  12. Sayyidi Asy-Syaikh Tb. Bakrie, Sempur, Purwakarta
  13. Sayyidi asy-Syaikh Ilyas, Kragilan, Serang
  14. Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Ghaffar, Tirtayasa, Serang
  15. Sayyidi Asy-Syaikh Arsyad Thawil, seorang ulama sekaligus pejuang  yang dikader Syaikh Nawawi di Makkah, Tanara, Serang, yang kemudian dibuang oleh penjajah Belanda ke Manado, Sulawesi Utara karena peristiwa Geger Cilegon.
  16. Sayyidi KH. Wasit, seorang ulama sekaligus pejuang yang dikader Syaikh Nawawi di Makkah
  17. Sayyidi KH. Abdurahman, seorang ulama sekaligus pejuang yang dikader Syaikh Nawawi di Makkah
  18. Sayyidi KH. Haris, seorang ulama sekaligus pejuang yang dikader Syaikh Nawawi di Makkah
  19. Sayyidi KH. Arsyad Qasir, seorang ulama sekaligus pejuang yang dikader Syaikh Nawawi di Makkah
  20. Sayyidi KH. Aqib, seorang ulama sekaligus pejuang yang dikader Syaikh Nawawi di Makkah
  21. Sayyidi Tubagus KH. Ismail, seorang ulama sekaligus pejuang yang dikader Syaikh Nawawi di Makkah
  22. Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Haq bin Abdul Hannan Al-Jawi Al-Bantani (1285 H/1868 M s.d. 1324 H/1906 M) yang selain murid sekaligus juga salah satu cucu kesayangan beliau
  23. dan lain sebagainya
Sebagai ulama besar yang berasal dari negeri yang sedang berada di bawah penjajahan, Syaikh Nawawi juga banyak memberikan pengajian yang berisi anjuran dan semangat untuk membela tanah air dan mengobarkan nasionalisme kepada para santri yang setiap hari berada dalam asuhan beliau. Dari sinilah pemikiran-pemikiran beliau banyak ditularkan oleh para santri ketika mereka menjadi para ulama yang berjuang secaralangsung maupun tidak langsung di nusantara. Karena pengaruh Syaikh Nawawi yang demikian besar inilah yang akhirnya membuat penjajah Belanda berang. mereka kemudian mengutus seorang orientalis bernama Snouck Hurgronje agar menemui beliau di mekkah. Snouck pun segera pergi ke makkah dengan menyamar sebagai seorang Arab bernama Abdul Ghafur. Setelah bertemu dengan Syaikh Nawawi, Snouck yang menyamar dengan nama Abdul Ghafur itu pun bertanya kepada beliau,
"Ya Syaikh, mengapa anda tidak mengajar di masjidil Haram saja, mengapa anda memilih mengajar di perkampungan jawa ?"
Syaikh Nawawi kemudian menjawab, "Pakaianku yang jelek dan kepribadianku tidak cocok dan tidak pantas dengan keilmuan seorang profesor berbangsa Arab."
Snouck bertanya lagi, "Bukankah banyak orang yang tidak sepakar anda namun juga mengajar di sana ?"
Syaikh Nawawi menjawab, "Kalau mereka diizinkan mengajar di sana, pastilah mereka cukup berjasa."
Demikianlah sedikit pertemuan dan percakapan Syaikh Nawawi dengan seorang orientalis bernama Snouck Hurgronje yang kemudian  oleh Snouck disimpulkan bahwa sosok Syaikh Nawawi adalah sosok ulama besar yang sangat alim, mendalam ilmunya, namun tetap rendah hati, tidak sombong dan bersedia berkorban demi kepentingan agama dan bangsa. 
Kebesaran nama, keluasan ilmu, serta ketinggian budi pekerti Syaikh Nawawi al-bantani tentu saja membuat membuat ulama di masanya merasa sangat kagum kepada para beliau. Banyak sekali para ulama dan para pakar yang kemudian memberikan gelar kehormatan kepada beliau. Diantara gelar kehormatan yang disematkan kepada beliau adalah sebagai berikut:
  1. As-Sayyid Al-Ulama Al-Hijaz (tokoh ulama Hijaz)
  2. Nawawi Ats-Tsani (Nawawi Kedua). Sebagaimana diketahui, bahwa di dunia islam dikenal dua orang ulama besar yang sama-sama bernama Nawawi. Nawawi pertama yaitu Imam besar bernama Imam Nawawi yang  berasal dari Damaskus, Syiria. Nah, dipenghujung abad ke-18 lahirlah Nawawi kedua yang bernama Syaikh Nawawi Al-bantani ini yang kealimannya mengikuti Imam Nawawi dari Syiria. Orang pertama yang memberi gelar ini adalah Sayyidi Asy-Syaikh Wan Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani. Gelar ini akhirnya diikuti oleh semua orang yang menulis riwayat ulama asal banten ini. Dan perlu diketahui, dari sekian banyak ulama di dunia islam semenjak wafatnya Imam Nawawi pertama, yang wafat pada tahun 676 hijriyah atau 1277 masehi, belum ada satupun ulama yang mendapatkan gelar Imam Nawawi kedua, kecuali Syaikh Nawawi yang lahir di Tanara, Banten ini. 
  3. Al-Imam wa al-Fahm al-Mudaqqiq (tokoh dan pakar dengan pemahaman yang sangat mendalam)
  4. A’yan ‘Ulama al-Qarn ar-Ram ‘Asyar Li al-Hijrah
  5. Doktor Ketuhanan (Diberikan oleh Snouck Hourgronje).
  6. Kalangan pesantren banyak menyebut beliau dengan Asy-Syaikh Al-Fakih. 
  7. Bapak Kitab Kuning Indonesia, diberikan oleh para ulama Indonesia.

Karya-Karya Syaikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi

Syaikh Nawawi Al-Bantani merupakan ulama besar yang selain aktif mengajar para santri di kota Mekkah juga sangat aktif dalam menulis dan membuahkan karya bermutu. Menurut Sayyidi Asy-Syaikh Umar Abdul Jabbar, seorang ulama besar Mesir, dalam kitabnya yang berjudul Ad-Duru min Madhi At-Ta'lim wa Hadlirihi bi al-Masjid al-Haram menjelaskan bahwa karya Syaikh Nawawi al-Bantani mencapai 100 kitab lebih dan meliputi berbagai disiplin ilmu keislaman. Selain itu, Syaikh Nawawi juga banyak menulis Syarah atau komentar terhadap kitab-kitab klasik. Karena itulah tidak mengherankan dan tidak berlebihan apabila Syaikh Nawawi dijuluki pula dengan julukan Bapak Kitab Kuning Indonesia, semata-mata karena memang kitab beliau yang memang banyak dan juga banyak dikaji di berbagai pesantren di Indonesia hingga detik ini.
Diantara sekian banyak karya Syaikh Nawawi al-Bantani yang dapat disebutkan disini adalah sebagai berikut:
Kitab Marah Labid: Salah Satu Karya Syaikh Nawawi
  1. Tafsir Marah Labid,sebuah karya dibidang tafsir al-Quran yang membuat takjub para ulama di masanya. Saking takjubnya para ulama Makkah memberikan penghormatan tinggi kepada beliau. Pada hari yang ditentukan, para ulama Mekkah dari berbagai penjru di dunia mengarak Syaikh Nawawi Al-Bantani mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali sebagai bukti penghormatan mereka ataas karya monumentalnya tersebut.
  2. Tafsir al-Munir. Sebuah tafsir yang sangat monumental yang sebagian ulama mengatakan bahwa kitab tafsir ini lebih baik mutunya dari tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi dan Imam Jalaluddin al-Mahalli
  3. Tijanud Durari, kitab di bidang ilmu akidah
  4. Lubâb al-bayyân fi ‘Ilmi Bayyân
  5.  Baghyah al-‘Awwâm fi Syarah Maulid Sayyid al-Anâm
  6.  al-Durrur al-Baĥiyyah fi syarah al-Khashâish al-Nabawiyyah
  7.  Dzariyy’ah al-Yaqîn ‘ala Umm al-Barâĥîn fi al-Tauhîd
  8.  al-Ibrîz al-Dâniy fi Maulid Sayyidina Muhammad al-Sayyid al-Adnâny
  9. al-Riyâdl al-Fauliyyah
  10. Mishbâh al-Dhalâm’ala Minĥaj al-Atamma fi Tabwîb al-Hukm
  11. Hilyah al-Shibyân syarah Fath al-Rahman
  12. al-Fushûsh al-Yâqutiyyah ‘ala al-Raudlah al-Baĥîyyah fi Abwâb al-Tashrîfiyyah
  13. al-Naĥjah al-Jayyidah syarah Naqâwah al-‘Aqîdah
  14. Sulûk al-Jâdah syarah Lam’ah al-Mafâdah fi bayân al-Jumu’ah wa almu’âdah
  15. Naqâwah al-‘Aqîdah Mandhûmah fi Tauhîd
  16. ‘Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain. Kitab ini merupakan salah satu kitab beliau yang paling terkenal dan banyak dikaji diberbagai pesantren di Indonesia. Bahkan banyak yang memasukkannya sebagai daftar kajian wajib bagi para santri, khususnya di bulan Ramadhan. berisi tentang berbagai persoalan keluarga yang ditulis oleh beliau secara detail dan rinci.
  17. Qathr al-Ghais syarah Masâil Abî al-Laits
  18. Kâsyifah al-Sajâ syarah Safînah al-Najâ, merupakan ktab fiqih yang berisi syarah atau komentar terhadap kitab fiqih Safinatun Najah, karya Sayyidi Asy-Syaikh Salim bin Sumeir al-Hadhrami. Para ulama menyebutkan bahwa kitab Kasyifah ini lebih praktis daripada matan Safinatun Najah itu sendiri.
  19. al-Futûhâh al-Madaniyyah syarah al-Syu’b al-Îmâniyyah
  20. Kâsyifah al-Sajâ syarah Safînah al-Najâ
  21. Murâqah Shu’ûd al-Tashdîq syarah Sulam al-Taufîq
  22. Tîjân al-Darâry syarah Matan al-Baijûry
  23. Fath al-Mujîb syarah Mukhtashar al-Khathîb
  24. Fath al-Shamad al ‘Âlam syarah Maulid Syarif al-‘Anâm
  25. Fath al-Majîd syarah al-Durr al-Farîd
  26. Madârij al-Shu’ûd syarah Maulid al-Barzanji
  27. Targhîb al-Mustâqîn syarah Mandhûmah Maulid al-Barzanjî
  28. Nur al-Dhalâm ‘ala Mandhûmah al-Musammâh bi ‘Aqîdah al-‘Awwâm
  29. Tanqîh al-Qaul al-Hatsîts syarah Lubâb al-Hadîts
  30. Fath al-Ghâfir al-Khathiyyah syarah Nadham al-Jurumiyyah musammâ al-Kawâkib al-Jaliyyah
  31. Kasyf al-Marûthiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah
  32. Qâmi’u al-Thugyân syarah Mandhûmah Syu’bu al-Imân
  33. al-Tafsir al-Munîr li al-Mu’âlim al-Tanzîl al-Mufassir ‘an wujûĥ mahâsin al-Ta΄wil musammâ Murâh Labîd li Kasyafi Ma’nâ Qur΄an Majîd
  34. Nashâih al-‘Ibâd syarah al-Manbaĥâtu ‘ala al-Isti’dâd li yaum al-Mi’âd
  35. Salâlim al-Fadhlâ΄ syarah Mandhûmah Ĥidâyah al-Azkiyâ΄
  36. Niĥâyah al-Zayyin syarah Qurrah al-‘Ain bi Muĥimmâh al-Dîn
  37. Marâqi al-‘Ubûdiyyah syarah Matan Bidâyah al-Ĥidâyah
  38. al-Tausyîh/ Quwt al-Habîb al-Gharîb syarah Fath al-Qarîb al-Mujîb
  39. Baĥjah al-Wasâil syarah al-Risâlah al-Jâmi’ah bayn al-Usûl wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf
  40. Sullam al-Munâjah syarah Safînah al-Shalâh
  41. al-‘Aqd al-Tsamîn syarah Fath al-Mubîn
  42. al-Tsamâr al-Yâni’ah syarah al-Riyâdl al-Badî’ah
  43. dan lain sebagainya

Karomah Syaikh Nawawi Al-Bantani


Selain dikenal luas sebagai ulama besar dan penulis kitab-kitab bermutu, Syaikh Nawawi al-Bantani juga dikenal luas sebagai ulama besar yang memiliki berbagai macam karomah. Diantara berbagai karomah beliau yang dapat dijelaskan disini diantaranya yaitu:
  1. Jari jempol kaki beliau bersinar dan dapat menjadi lampu penerang. Dikisahkan bahwa suatu hari beliau sedang dalam perjalanan dan tidak mendapati cahaya atau penerang sedikitpun, padahal saat itu beliau ingin sekali menulis kitab. Akhirnya beliau berdoa kepada allah agar jari kaki beliau dapat menjadi lampu penerang. Dari sinilah kemudian beliau bisa menulis kitab yang dikemudian hari dinamakan Maraqi al-Ubudiyyah Syarah Matan Bidayah al-Hidayah, sebuah kitab bermutu yang banyak dikaji di pesantren-pesantren seluruh Indonesia
  2. Mampu melihat ka'bah walaupun dari tempat yang sangat jauh sekali. Diceritakan bahwa pada suatu waktu Syaikh Nawawi muda berkunjung ke sebuah masjid di jakarta bernama masjid Pekojan. Masjid ini dibangun oleh keturunan Rasulullah bernama Sayyidi Syaikh Usman bin Aqil bin Yahya al-Alawi, seorang ulama besar di masanya dan seorang mufti Betawi. Ketika Syaikh Nawawi muda melihat bangunan masjid tersebut, sontak beliau menyalahkan arah kiblatnya, karena menurut beliau kiblat masjid tersebut kurang tepat. Sayyid Usman yang melihat seorang remaja menyalahkan bangunan masjid tersebut tentu saja kaget dan akhirnya terjadilah diskusi seru di antara keduanya. Karena keduanya sama-sama berpendirian sesuai dengan pendapatnya, akhirnya Syaikh Nawawi muda menarik lengan baju Sayyid Usman dan merapatkan tubuhnya dengan tubuh beliau agar bisa saling mendekat. Beliau kemudian berkata, "Ya Sayyid, lihatlah! itulah ka'bah tempat kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! tidakkah ka'bah itu terlihat amat jelas ? Sementara kiblat masjid ini agak ke kiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap kiblat." Syaikh Usman pun termangu dan kagum dengan Syaikh Nawawi muda. Beliau kemudian menyadari bahwa remaja di depannya bukan sembarang remaja, namun seorang waliyullah yang terbuka nur bashirahnya. Dan sampai saat ini, jika kita mengunjungi masjid Pekojan, maka akan terlihat kiblat digeser, tidak sesuai dengan aslinya.
  3. Jasad Syaikh Nawawi al-Bantani yang tetap utuh. Sebagaimana kebiasan pemerintah Arab Saudi, apabila ada kuburan yang sudah berusia setahun lebih harus dipindah dari pekuburan Ma'la ke pekuburan lain di luar kota. Hal ini untuk memberikan ruang bagi jenazah baru yang sewaktu-waktu meninggal di tanah Haram. Termasuk dengan makam Syaikh Nawawi juga tidak luput dari upaya pembongkaran tersebut. Namun, ketika makam beliau dibongkar ternyata jasad beliau masih utuh dengan kain kafan yang tidak lapuk dan tidak lusuh sedikitpun. Walhasil, jasad beliau tidak ikut dipindah dan tetap dalam keadaannya sekarang hingga hari ini, di pemakaman Ma'la, Mekkah, bersebelahan dengan makam putri Abu Bakar Ash-Shiddiq yang bernama Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Wafatnya Syaikh Nawawi Al-Bantani

Makam Syaikh Nawawi Banten yang Sangat Sederhana di Ma'la
Makam Syaikh Nawawi Banten yang Sangat Sederhana di Ma'la
Syaikh Nawawi Al-Bantani Wafat pada tanggal 25 Syawwal tahun 1314 hijriyah, atau bertepatan dengan tahun 1897 masehi. Beliau kemudian dimakamkan di Ma'la, Makkah al-Mukarramah. Masyarakat muslim Banten sendiri setiap tahun, tepatnya di hari jumat terakhir bulan Syawwal selalu mengadakan acara haul untuk memperingati sosok Syaikh Nawawi al-Banteni ini. Semoga sedikit biografi ini bisa bermanfaat di dunia dan di akhirat. aamiin.

Kisah inspiratif dan penuh hikmah ulama nusantara

ISTRI DADAKAN KH. Ali Yahya Lasem terkenal tampan, berbadan tegap dan atletis. Bila sarung, sorban, dan kopiahnya dibuka beliau mirip...